SubmitYahoo 5 Perilaku Kerja Yang Buruk ~ Febri Irawanto - ilmu kita

Google Plus

Jumat, 13 Januari 2012

5 Perilaku Kerja Yang Buruk

5 Perilaku Kerja Yang Buruk



Memiliki rekan kerja atau mitra dengan perilaku menyebalkan terkadang sangat tidak menyenangkan. Berkomunikasi atau bekerja sama dengan mitra kerja seperti itu menjadi pilihan terakhir dalam pikiran Anda.
Apa yang akan Anda lakukan ketika berbagai macam jenis pribadi yang berkarakter negatif menguasai tempat kerja Anda? Apalagi bila Anda tidak mampu memahami, mengidentifikasi, menangani, dan mengeliminasi karakter-karakter negatif tersebut dari lingkungan kerja Anda.
Keberadaan pribadi-pribadi berkarakter negatif dengan perilaku yang merugikan stakeholders akan selalu ada di tempat kerja manapun. Untuk itu, diperlukan penegakkan disiplin dengan kode etik yang tegas. Bila tidak, maka perusahaan akan sulit membedakan antara mereka yang baik dengan mereka yang berperilaku negatif.
Ketegasan manajemen untuk menjalankan etika dan aturan secara jujur, adil, dan terbuka harus diikuti dengan keterampilan pengontrolan emosional dari setiap pribadi di dalam perusahaan.
Pengontrolan emosional harus masuk ke dalam perilaku individu. Artinya, setiap individu harus disadarkan melalui pelatihan, pencerahan, aturan, dan hukuman bagi yang melanggar.
Perkataan yang dilontarkan rekan atau atasan seringkali membuat tersinggung meski Anda telah melakukan tanggung jawab dan kewajiban. Kesalahan kecil saja, membuat atasan langsung menegur Anda. Atau, bisa juga rekan kerja meminta Anda melakukan sesuatu seperti layaknya seorang bos.
Seperti dikutip dari the Frisky, pakar kepemimpinan dan psikolog Sylvia LaFair membuka alasan di balik perilaku menjengkelkan rekan kerja. Menurutnya, perilaku menyebalkan di kantor berakar dari pengalaman yang dialami pada masa kanak-kanak.

Sylvia menawarkan teknik baru untuk mengidentifikasi asal-usul perilaku kerja yang buruk dan meredakan kebiasaan berbahaya tersebut. Langkah pertama mengidentifikasi pola kerja yang tak berfungsi di kantor. Setelah itu, lakukan perubahan secara menyeluruh.
Perilaku Kerja BurukBuku karangan Sylvia LaFair, 'Don’t Bring It To Work' menjelaskan beberapa jenis disfungsi prilaku dalam kerja serta penyebab luka dari masa kecil mereka.

1. Penganiaya (Persecutor)


Orang jenis ini tak segan mengatur hal-hal kecil dan memperhatikan pelanggaran-pelanggaran orang lain. Beberapa cirinya adalah email pasif-agresif yang cenderung menyalahkan orang lain.

Mengapa terjadi? Orang seperti ini tumbuh dengan pelecehan atau pengabaian dari orang tua.

2. Pura-pura (Denier)


Karyawan tipe ini tidak realistis dan berpura-pura tidak ada masalah dalam pekerjaan atau kondisi kantor. Saat keuangan kantor mengalami kerugian dan krisis berat, pendapat sebagian besar orang adalah "Perusahaan akan bangkrut". Mereka akan keukeuh dengan ucapan, "Akan ada bonus untuk semua orang!"

Kemungkinan terbesar dari tipe orang ini adalah mereka berasal dari keluarga yang takut membicarakan hal-hal tidak menyenangkan.

3. Penghindar (Avoider)

Dia adalah orang pertama yang menghindari atau keluar kantor setiap kali akan berlangsung rapat yang akan menyampaikan 'berita buruk' atau menjelang deadline. Sebabnya, di masa kanak-kanak, orangtua mereka terlalu menghakimi atau tidak memiliki hubungan kuat dengan orang tua.

4. Si Berprestasi (Super Achiever)

Orang seperti ini mendorong diri agar terus unggul dalam segala hal. Mereka memimpikan untuk selalu meraih keuntungan bagi dirinya. Orang seperti ini akan merasa gagal jika ada hal yang menyiratkan bahwa mereka telah melakukan kesalahan. Jadi, sekuat tenaga, tipe seperti ini akan berusaha membuat orang lain terlihat buruk.

Di masa kecil, biasanya orang seperti ini memiliki pengalaman rasa malu atau tragedi dalam keluarga. Maka, mereka berusaha menebusnya dengan segala cara.

5. Martir

Orang ini melakukan pekerjaan semua orang. Mereka datang lebih awal setiap hari dan bekerja lembur setiap malam. Mereka juga bangga dan selalu menceritakannya kepada semua orang.

Alasan utama dari prilaku pekerja jenis ini adalah semasa kecil mereka mencoba untuk menyenangkan orangtua yang tidak menyukai impian mereka.

Bila perilaku-perilaku negatif di atas tidak dikendalikan dengan baik, maka sejumlah konflik akan muncul, yang akan menciptakan banyak kasus untuk merusak reputasi perusahaan, dan merugikan semua kepentingan stakeholders.
Apakah salah satu jenis terdengar akrab bagi Anda?
Salam Sukses!

Sumber : http://www.komunitaspencarikerja.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Blog Pinger Free