SubmitYahoo Kisah Sunan Bonang ~ Febri Irawanto - ilmu kita

Google Plus

Selasa, 26 Juni 2012

Kisah Sunan Bonang


SUNAN BONANG
mjbookmaker by:
http://jowo.jw.lt


DariberbagaisumberdisebutkanbahwaSunanBonangitunamaaslinyaadalahSyekhMaulanaMakdumIbrahim.PutraSunanAmpeldanDewiCondrowatiyangseringdisebutNyaiAgeng Manila.AdayangmengatakanDewiCondrowatiituadalahputriPrabuKertabumiada pula yangberkatabahwaDewiCondrowatiadalahputriangkatAdipatiTuban yangsudahberagama IslamyaituArioTejo .

 SebagaiseorangWaliyangdiseganidandianggap Muftiataupemimpin agama seTanahJawa ,tentusajaSunanAmpelmempunyaiilmu yangsangattinggi .

 Sejakkecil,RadenMakdumIbrahimsudahdiberipelajaran agama Islamsecaratekundandisiplin .SudahbukanrahasialagibahwalatihanatauriadhaparaWaliitulebihberatdaripadaorangawam.RadenMakdumIbrahimadalahcalonWaliyangbesar ,makaSunanAmpelsejakdinijugamempersiapkansebaikmungkin .

 DisebutkandariberbagailiteraturebahwaRadenMakdumIbrahimdanRadenPakusewaktumasihremajameneruskanpelajaran agama IslamhinggakeTanahseberang ,yaituNegeriPasai .KeduanyamenambahpengetahuankepadaSyekhAwwalulIslamatauayah kandungdariSunanGiri ,jugabelajarkepadaparaulamabesar yangbanyakmenetapdiNegeriPasai .SepertiulamaahlitasawufyangberasaldariBagdad,Mesir , ArabdanPersiatauIran.SesudahbelajardiNegeriPasai,RadenMakdumIbrahimdanRadenPakupulangkeJawa .RadenPakukembalikeGresik,mendirikanpesantren diGirisehinggaterkenalsebagaiSunanGiri .

 SedangRadenMakdumIbrahimdiperintahkanSunanAmpeluntukberdakwahdi

 Tuban.DalamberdakwaRadenMakdumIbrahiminiseringmempergunakankesenianrakyatuntukmenariksimpatimereka ,yaituberupaseperangkatgamelanyangdisebutBonang .



 Bonangadalahsejeniskuninganyangditonjolkandibagiantengahnya .Bilabenjolanitudipukuldengankayulunakmakatimbullahsuaranyayangmerduditelingapenduduksetempat .Lebih -lebihbilaRadenMakdumIbrahimsendiriyangmembunyikanalatmusikitu,beliauadalahseorangWaliyangmempunyai cita rasaseniyangtinggi ,sehinggabeliaubunyikanpengaruhnyasangathebatbagi parapendengarnya .



 SetiapRadenMakdumIbrahimmembunyikanBonang,pastibanyakpendudukyangdatanginginmendengarkannya . Dantidaksedikit darimerekayanginginbelajarmembunyikanBonangsekaligusmelagukantembang -tembangciptaanRadenMakdumIbrahim.



 BegitulahsiasatRadenMakdumIbrahimyangdijalankanpenuhkesabaran.Setelahrakyatberhasildirebutsimpatinyatinggalmengisikan saja ajaran Islamkepadamereka .



 Tembang-tembangyangdiajarkanRadenMakdumIbrahimadalahtembangyangberisikanajaranagama Islam.Sehingga tanpa terasa penduduk sudah mempelajari agama Islam dengan senang hati, bukan dengan paksaan.



 Diantara tembang yang terkenal ialah :



 “Tamba ati iku sak warnane,

 Maca Qur’an angen-angen sak maknane,

 Kaping pindho shalat sunah lakonona,

 Kaping telu wong kang saleh kancanana,

 Kaping papat kudu wetheng ingkang luwe,

 Kaping lima dzikir wengi ingkang suwe,

 Sopo wongĂ© bisa ngelakoni, Insya Allah Gusti Allah nyemba dani.

 Artinya :

 Obat sakit jiwa ( hati ) itu ada lima jenisnya.

 Pertama membaca Al-Qur’an dengan artinya,

 Kedua mengerjakan shalat malam ( sunnah Tahajjud ),

 Ketiga sering bersahabat dengan orang saleh ( berilmu ),

 Keempat harus sering berprihatin ( berpuasa ),

 Kelima sering berdzikir mengingat Allah di waktu malam,

 Siapa saja mampu mengerjakannya, Insya Allah Tuhan Allah mengabulkan.



 Hingga sekarang lagi ini sering dilantunkan para santri ketika hendak shalat jama’ah, baik di pedesaan maupun dipesantren. Murid-murid Raden Makdum Ibrahim ini sangat banyak, baik yang berada di Tuban, Pulau Bawean, Jepara maupun Madura. Karena beliau sering mempergunakan Bonang dalam berdakwah maka masyarakat memberinya gelar Sunan Bonang.BeliaujugamenciptakankaryasastrayangdisebutSuluk .Hinggasekarangkarya sastraSunanBonangitudianggapsebagaikaryayangsangathebat ,penuhkeindahan danmaknakehidupanberagama .SulukSunanBonangdisimpanrapi diPerpustakaanUniversitas Leiden,Belanda . (Nederland )



 Sulukberasaldari bahasaArab “Salakattariiqa”artinyamenempuh jalan (tasawwuf )atautarikat .Ilmunya sering disebut Ilmu Suluk. Ajaran yang biasa disampaikan dengan sekar atau tembang disebut Suluk, sedangkan bila diungkapkan secara biasa dalam bentuk prosa disebut Wirid.



 Dibawah ini adalah Suluk karya Sunan Bonang yang disebut Suluk Wragul.



 SULUK WRAGUL

 Dhandhhanggula

 Wragul 1

 Berang-berang, jika diteliti ini raga

 Belum ketemu hakikatnya

 Ada atau tidakkah ia

 Sebenarnya aku ini siapa

 Impian beraneka ragam

 Kalau dipikirkan

 Akhirnya menyedihkan

 Yang mustahil banyak sekali

 Segala wujud di semesta ini

 Tak putus-putus sama sekali

 Wragul 2

 Maka dengarlah perlambang ini

 Ada kera hitam sedang berdiri

 Di tepi sungai

 Tertawa keras tak kepalang

 Kepada berang-berang yang mencari makan

 Siang dan malam

 Terus tanpa kesudahan

 Tak ingat bahwa ia diciptakanTuhan

 Yang diingat hanya makanan

 Tanpa memperdulikan

 Bahaya mengncam

 Wragul 3

 Dilalapnya apa saja ia dapatkan

 Tidaklah ia memperhatikan

 Tuhan Yang Maha Agung yang menciptakan

 Mustahil ia tak sanggup memberi makan

 Dari kehidupan hingga kematian

 Apapun saja yang dikodratkan

 Telah disesuaikan

 Ulat dalam batu pun diberi santunan

 Maka jangan hanya suntuk mencari makan

 Wragul 4

 Akibatnya terlupa bahwa ia ciptaan Allah

 Berang-berang berkata dengan ramah

 Duh kera hitam, sungguh engkau kejam

 Kau paksa aku mengikutimu

 Yang kata orang tanpa dipikirkan

 Ya, aku terpaksa

 Mencari makan, tapi tidaklah

 Dengan susah payah

 Sekedar semampu diriku ini

 Aku tak mencari-cari

 Wragul 5

 Hak orang lain tak kurebut

 Tak kuperhatikan bencana dan kutuk

 Tak kulihat yang hidup

 Demikian pulalah halnya burung elang

 Mengikuti tenggiling untuk cari makan

 Susah untuk memberi peringatan

 Jika engkau merasa

 Sebagai makhluk Tuhan adanya

 Janganlah hati mendua

 Takusahcampuriurusanoranglain

 Karena semua punya kadar masing-masing

 Wragul 6

 Sudah diberi hak hidup sendiri-sendiri

 Seperti juga berbagai tetumbuhan ini

 Atau yang memakan dedaunan

 Mengikuti takdir Tuhan

 Siapa akan mengikuti kata-katamu

 Siapa menuruti ajakanmu

 Sedangkan di hutan tempatmu

 Sang kera hitam menjawab

 Tidaklah akan kuubah

 Makananmu, hanya ingatlah

 Kepada yang memberi makan kepadamu

 Wragul 7

 Perbuatlah amal kebajikan

 Terpaksa harus kuberitahukan

 Hal-hal yang berfaedah saja

 Sekedar menunjukkan yang benar adanya

 Jawab Berang-berang

 Tahulah aku

 Maksud omonganmu

 Kau inginkan

 Agar kuberi kau makan

 Tapi aku tak akan tunduk kepadamu

 Wragul 8

 Ibarat sudah tahu kebohongannya

 Mulut jujur hati berdusta

 Karena memaksa harus berbuat begini

 Menghormat kepada yang belum mengerti

 Agar dipercaya di dunia ini

 Berapa kekuatannya

 Tak tahu bahwa

 Dengan bertapa sesungguhnya bersembunyi

 Ingin kulihat mana pendeta yang benar-benar sakti

 Kalau berhasil melebihi

 Wragul 9

 Kelihatannya luhur dan mulia

 Serba benar pembicaraannya

 Tuntas luar dalamnya

 Bagus penampilannya

 Kena kotoran sedikitpun tak bersedia

 Seperti burung elang akibatnya

 Terbang tinggi

 Lupa melihat kanan kiri

 Begitu musuh disiasati

 Selamat sampai akhir hari

 Wragul 10

 Apabila ibarat ikan

 Ikan gegenjong yang lemah badannya

 Namun tajam tajinya

 Hai kera hitam

 Mana kata-katamu yang benar

 Yang diharamkan ditolaknya

 Itu kalau sedikit jumlahnya

 Dan walaupun haram

 Tapi kalau ada sedikit manisnya ditutupi

 Denganamattersembunyi

 Wragul11

 Jelasitudicampuraduk

 Adayangdiucapkandengan pura-pura

 Yang terlihat tindakannya

 Pujangga maupun pendeta

 Sama-sama kurang budinya

 Aku tahu semuanya

 Sama-sama meminta-minta

 Hanya satu dua yang mengamalkan

 Meminta tanpa dibantah

 Walaupun tidak sungguhan

 Wragul 12

 Kikir kalau dimintai

 Lagaknya seperti pendeta sakti

 Usaha seakan tak henti

 Dalam hidup ini hendaklah mengerti

 Upaya orang lain

 Dalam hidup ini seyogianya

 Tak demikian tindakannya

 Di mana ada niat yang tak semestinya

 Kata ahli kitab tak mau makan riba

 Sebab ia pendeta

 Wragul 13

 Orang besar orang kecil berebut bersaing

 Berupaya menggunakan akal masing-masing

 Yang namanya raga manusia

 Siap semuanya

 Untuk beramal senantiasa

 Sedangkan apa kelebihan pendeta

 Sibuk mengolah ilmu pengetahuan

 Rahasianya mencari pekerjaan

 Berkah yang melimpah diharapkan

 Jaksa pun demikian

 Wragul 14

 Demikianlahyangtersembunyipadaparapenulis

 Mencarinafkahdenganmenipumengemis

 Supayaadakaulnya

 Demikianparadukunadanya

 Menjual mantra

 Juga para guru yang terhormat

 Mengajarkan ilmu luhur

 Sama saja yang diharapkan

 Yaitu pengabdian murid

 Seperti burung kuntul

 Wragul 15

 Bertapa ada tujuannya

 Agar memperoleh ikan di rawa

 Agar semua itu kena olehnya

 Adapun yang bertapa di gunung

 Tujuannya pun

 Untuk memperoleh Negara

 Oleh masyarakat dipercaya

 Begitu yang namanya pendeta

 Terus menerus bertukar pikiran

 Berbuat kepercayaan dalam pemerintahan

 Wragul 16

 Pendapat yang benar ditentang

 Mencari saksi makin kesulitan

 Diuji dengan kepercayaannya

 Tak tahu bahwa terlalu asyik ia

 Membicarakan keburukan orang

 Sementara pada dirinya sendiri tak kelihatan

 Padahal kejelekannya sebesar gunung

 Lagi pula ia tertarik pada rupa

 Serta keanekaragaman suara yang masuk telinganya

 Dari awal hingga akhir diterimanya

 Wragul 17

 Karena banyak orang membingungkan

 Tersandunglah ia di tempat yang rata

 Sembuh, tapi mati akhirnya

 Yang samar dikira nyata

 Yang bukan-bukan dikira mengalir

 Yang duduk dikira air

 Yang tidak terlihat

 Senantiasa melihat cela orang lain

 Sedang aku, cari makan tak sembunyi-sembunyi

 Sang kera bicara gusar

 Wragul 18

 Ya, kamu jadinya

 Mencela tingkah laku pendeta

 Kalau begitu

 Kamu pantas diburu

 Hidupmu bagiku gambling

 Merintangi pekerjaan

 Kemudian sang berang-berang

 Berucap : Apa maumu !

 Seraya merunduk sambil menerjang

 Tapi telah meloncat si kera hitam

 Wragul 19

 Pada dahan kayu sambil bersiaga

 Sehingga mengagetkan kera-kera lainnya

 Semua pun angkat bicara

 Dengan bahasa lambang mereka

 Marah mereka

 Siapa saja yang mencela pendeta

 Boleh kita mengejarnya

 Sampai mati ia

 Semua kera mengepung di pinggir sungai itu

 Tapi berang-berang sudah tahu

 Wragul 20

 Ketika sudah berkumpul semua kera hitam

 Berang-berang masuk ke dalam air pelan-pelan

 Karena kera sebanyak itu tidaklah terlawan

 Kemudian si berang-berang

 Sambil makan ikan, memberi peringatan:

 Kera hitam, pulanglah kau

 Bersama teman-temanmu

 Sebab siapa tahu si empunya datang

 Yang di sungai ini ia punya larangan

 Siapa tahu firasat ia dapatkan ……….

 Wragul 21

 Sanggupkah kau lindungi teman-temanmu ?

 Maka semua kera hitampun bubar berlalu

 Agaknya mereka malu

 Dan sang berang-berang keluar dari air

 Mengamati kiri kanan dengan rasa khawatir

 Kalau-kalau masih ada kera yang belum menyingkir

 Sang berang-berang berkata dalam hati

 Berangan-angan ia

 Kera hitam merasa suci dirinya

 Mencela orang yang sedang mencari mangsa

 Wragul 22

 Memang perbuatan yang cemar

 Adalah perbuatan melanggar

 Hanya saja tak terlihat

 Sungguh, cari saja yang mempunyai

 Kebahagiaa, berlakulah laku sejati

 Meskipun seorang pendeta

 Seulung apapun ia

 Jika menulis, lupa beribadah

 Dirinya sendiri tak tampak olehnya

 Karena orang lain saja yang dilihatnya

 Wragul 23

 Jadi, tingkah laku orang peroranglah

 Yang merupakan makanan kesukaannya

 Kelihatan bijak perbuatannya

 Namanya pujangga

 Yang terkandung di hati yang ditatapnya

 Tapi setelah keluar darinya

 Terlihat ia ingin menjiplaknya

 Demikian ibarat seekor burung

 Bertengger di pohon beringin yang terbalik

 Wragul 24

 Sementara sang berang-berang

 Bersoal jawab dengan kera hitam

 Turunlah burung tuhu

 Menanyakan kesejatian

 Mungkin selama perbincangan itu

 Yang demikian yang diinginkan

 Kepada kalimat tauhid amat senang

 Sehingga dipertuhankan

 Tak ingat yang sungguh-sungguh Tuhan

 Wragul25

 Lahirdanbatin ,dulu dankemudian

 Baikburuk,suka danduka

 Sudahnasibmanusia,tiadabedanya

 TakdirAllahyangMahaAgung

 Siangmalamsembahpujisenantiasa

 Jikarahmattakdatangjuga

 Jikabelummencapainya

 Masihraguadanya

 Berterus teranglah dalam memperolehnya

 Demikian burung tuhu berkata

 Wragul 26

 Sudah sebulan aku berdampingan

 Namun dengan gagak belum tercapai kesepakatan

 Sebab semua

 Yang ia makan adalah kotoran

 Jadi selalu kuhindari

 Tak akan aku ikuti

 Yang najis

 Sungguh selama hidupku

 Yang halal saja makananku

 Yang diajak bicara menjawab begitu

 Wragul 27

 Tahu semua pengetahuan

 Namun tak mengerti sastra agama

 Dari mana asalnya

 Yang meskipun seolah telah merasuk dihati

 Tak mungkin ditolak di dunia ini

 Burung tuhu berujar :

 Walau manis tutur katanya

 Sebenarnya takhyul yang dibeberkan

 Sang berang berkata : Pernah kudengar

 Bahwa dalang tak pernah ditanya

 Wragul 28

 Pemburu tak henti berkelana

 Ibarat burung bangau bertapa di rawa

 Tiada lain niatnya

 Kecuali mencari ikan di air

 Dimakannya siang malam

 Seperti bangau botak

 Seperti kambing prucul

 Maka orang yang menjalani laku

 Jangan cepat melangkah dulu

 Bertanyalah kepada yang tahu

 Wragul 29

 Haruslah lahir batin kalau memuji

 Yang diucapkan musti dimengerti

 Yang dilihat hendaknya dipahami

 Juga segala yang didengar

 Betapa sukar orang memuji

 Maka sebaiknya carilah guru

 Yakni orang yang lebih tahu

 Yakni ahli ibadah

 Dan memujilah hingga merasuki hati

 Begitulah orang melakukan sembah puji

 Wragul 30

 Kalau tak tahu apa yang disembah

 Hilanglah apa yang disembah

 Karena sesungguhnya tak ada tirai itu

 Tataplah gunung

 Dan bunga dalam kesepian

 Ikan tanpa mata

 Wahyu sejati

 Pandanglah Arjuna

 Kalau bertapa tak tergoda

 Oleh apa saja

 Wragul 31

 Ada tiga macam pepuji

 Pertama melihat yang disembah

 Kedua melihat rupanya

 Ketiga tak melihat

 Kepada sesuatu, namun

 Menghadap yang disembah

 Ibarat mencari

 Dalang topeng yang sedang melakukan pertunjukan

 Tak beda segala yang dimiliki

 Berpadu satu ragawi ruhani

 Wragul 32

 Kalau tak begitu kafir jadinya

 Yang namanya gajah, gerangan mana ia

 Sejauh-jauh usiaku

 Belum mengerti hal itu

 Ibarat menyatukan perjalanan gajah

 Dengan petualangan burung garuda

 Ibarat menyatukan punggung dengan dada

 Atau wayang dengan kelirnya

 Tapi sesungguhnya cermin satu adanya

 Wragul 33

 Itu jelas sama

 Yang dicari sedang tak ada

 Tapi burung tuhu sedang memahaminya

 Ibarat malam yang dibakar

 Tak ada yang dipikirkan

 Ajaran dari berang-berang

 Biasanya sudah diajarkan

 Jiwa yang hidup dan yang mati itu satu

 Ingat bahwa engkau dikuasai Tuhanmu

 Wragul 34

 Seperti halnya tinta

 Masih menyatu dengan tempatnya

 Jangan menghindar meski mati bayarannya

 Kalau hidup, hiduplah seperlunya

 Selalu perhatikan guru

 Jangan seperti orang bermimpi

 Atau seperti burung yang disuruh berbicara

 Mengikuti kata-kata

 Dijadikan panutan pikirannya

 Berang-berang bersiap-siap menyingkir

 Burung tuhu terbang ke dahan

 Wragul 35

 Ketika kemudian matahari terbenam

 Terdengar suara pertunjukan wayang

 Tampaknya di istana

 Tergetar tabirnya

 Di depan kelir berada semua wayangnya

 Burung tuhu tampak

 Ki dalang terlihat

 Yang terlihat gawang-gawangnya

 Wayangnya tiada, hanya dalangnya

 Padahal tabir penglihatan tidaklah ada

 Wragul 36

 Dalang dapat bertukar rupa

 Banyak orang jatuh cinta

 Menyaksikan tingkah wayangnya

 Terlihat segala tingkah lakunya

 Semua saling jatuh cinta

 Betapa mendalam keinginan

 Menatap sang dalang

 Namun dicari tak ketemu

 Meskipun dengan susah dan rindu

 Wragul 37

 Lebih-lebih jika kurenungkan ini

 Dengan teliti

 Betul-betul ingin bekerja

 Terlalu penuh perhitungan akhirnya

 Atas kekayaan orang-orang kaya

 Maka kalau tak paham

 Jangan ikut-ikutan

 Sampai kapan demikian

 Sesungguhnya engkau disuruh mencari kembali

 Raga yang tersembunyi



 Dikisahkan beliau pernah menaklukkan seorang pemimpin perampok dan anak buahnya hanya mempergunakan tambang dan gending. Dharma dan irama Mocopot.



 Begitu gending ditabuh Kebondanu dan anak buahnya tidak mampu bergerak, seluruh persendian mereka seperti dilolosi dari tempatnya. Sehingga gagallah mereka melaksanakan niat jahatnya.



 “Ampun .......... hentikanlah bunyi gamelan itu, kami tidak kuat !” Demikian rintih Kebondanu dan anak buahnya.



 “Gending yang kami bunyikan sebenarnya tidak berpengaruh buruk terhadap kalian jika saja hati kalian tidak buruk dan jahat.”



 “Ya, kami menyerah, kami tobat !Kami tidak akan melakukan perbuatan jahat lagi, tapi .......... “ Kebondanu ragu meneruskan ucapannya.



 “Kenapa Kebondanu, teruskan ucapanmu !” ujar Sunan Bonang.



 “Mungkinkah Tuhan mengampuni dosa-dosa kami yang sudah tak terhitung lagi banyaknya,” kata Kebondanu dengan ragu. “Kami sudah sering merampok, membunuh dan melakukan tindak kejahatan lainnya.”



 “Pintu tobat selalu terbuka bagi siapa saja,” kata Sunan Bonang. “Allah adalah Tuhan Yang Maha Pengampun dan Penerima tobat.”



 “Walau dosa kami setinggi gunung ?” Tanya Kebondanu.

 “Ya, walau dosamu setinggi gunung dan sebanyak pasir dilaut.”



 Akhirnya Kebondanu benar-benar bertobat dan menjadi murid Sunan Bonang yang setia. Demikian pula anak buahnya. Pada suatu ketika juga ada seorang Brahmana sakti dari India yang berlayar ke Tuban. Tujuannya hendak mengadu kesaktian dan berdebat tentang masalah keagamaan dengan Sunan Bonang. Namun ketika ia berlayar menuju Tuban, perahunya terbalik dihantam badai. Walaupun ia dan para pengikutnya berhasil menyelamatkan diri kitab-kitab referensi yang hendak dipergunakan untuk berdebat dengan Sunan Bonang telah tenggelam ke dasar laut. Di tepi pantai mereka melihat seorang lelaki berjubah putih sedang berjalan sembari membawa tongkat. Mereka menghentikan lelaki itu dan menyapanya. Lelaki berjubah putih itu menghentikan langkah dan menancapkan tongkatnya ke pasir.



 “Sayadatang dari Indiahendakmencariseorangulama besarbernamaSunan

 Bonang.”katasangBrahmana .



 “UntukapaTuanmencariSunanBonang?”tanyalelakiitu .

 “Akansayaajakberdebattentangmasalahkeagamaan ,katasangBrahmana .”Tapisayangkitab -kitabyangsayabawatelahtenggelamkedasarlaut .”

 Tanpabanyakbicaralelakiitumencabuttongkatnyayangmenancapdipasir ,mendadaktersemburlahair darilubangtongkatitu ,membawakeluarsemuakitabyangdibawasangBrahmana .

 “Itukahkitab-kitabTuanyangtenggelamkedasarlaut?”Tanyalelakiitu .

 SangBrahmanadanpengikutnyamemeriksakitab-kitabitu .Ternyatabenarmiliknyasendiri.BerdebarlahhatisangBrahmanasembarimenduga-dugasiapasebenarnyalelakiberjubahputihitu .



 “Apakahnamadaerahtempatsayaterdamparini?”tanya sangBrahmana .



 “TuanberadadipantaiTuban !”jawablelakiitu .SertamertaBrahmana dan para

 pengikutnyamenjatuhkandiriberlututdihadapanlelakiitu .Merekasudahdapat mendigapastilahlelakiberjubahputihituadalahSunanBonangsendiri .



 SiapalagiorangsaktiberilmutinggiyangberadadikotaTubanselainSunanBonang .SangBrahmanatidakjadimelaksanakanniatnyamenantangSunanBonanguntukadukesaktian danmendebatmasalahkeagamaan ,malahkemudianiabergurukepadaSunanBonang danmenjadipengikutSunanBonangyangsetia .



 Adalagi legendaanehtentangSunanBonang .



 Sewaktubeliauwafat,jenasahnyahendak dibawake Surabayauntukdimakamkan disampingSunanAmpelyaituayahandanya .TetapikapalyangdigunakanmengangkutjenazahnyatidakbisabergeraksehinggaterpaksajenazahnyaSunanBonangdimakamkan diTubanyaitu disebelahbaratMasjidJami ’Tuban .



Semoga Bermanfaat dan salam hangat untuk sobat blogger 


Posted By Febri irawanto

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Blog Pinger Free