Proses Pembuatan Kompas
Pernahkah anda mendengar tentang pupuk kompos..?
apa itu pupuk kompos..? Pupuk Kompos sering didefinisikan sebagai suatu proses
penguraian yang terjadi secara biologis dari senyawa-senyawa organik yang
terjadi karena adanya kegiatan mikroorganisme yang bekerja pada suhu tertentu
didalam atau wadah tempat pengomposan berlangsung.
Peningkatan produksi pertanian, tidak
terlepas dari penggunaan bahan kimia, seperti pupuk buatan/anorganik dan
pestisida. Penggunaan pupuk buatan/kimia dan pestisida saat ini oleh petani
kadang kala sudah berlebihan melebihi takaran dan dosis yang dianjurkan,
sehingga menggangu keseimbangan ekosistem, disamping itu tanah cendrung menjadi
tandus, organisme-organisme pengurai seperti zat-zat renik, cacing-cacing tanah
menjadi habis, demikian juga binatang seperti ular pemangsa tikus, populasi
menurun drastis.
Pemakian pupuk pada waktu yang
bersamaan (awal musim hujan) oleh petani, mengakibatkan sering terjadi
kelangkaan pupuk di pasaran, walaupun ada harganya sangat tinggi, sehingga
sebagian petani tidak sanggup membeli, akibatnya tanaman tidak dipupuk,
produksi tidak optimal. Perlu ada trobosan untuk mengatasi hal tersebut, salah
satu diantaranya adalah pembuatan pupuk organik (kompos).
Bahan Pembuatan Pupuk Organik/Kompos
Memanfatkan limbah pertanian, seperti
jerami, daun-daunan, rumput, kulit kopi, serbuk gergaji, bahan tersebut mudah
didapat dan tersedia dilahan pertanian.
Teknik Pembuatan Pupuk Organik/Kompos
1. Bahan
Hijauan/daun-daunan, rumput atau
jerami 1 ton, pupuk kandang 200-300 kg, sekam padi 100-200 kg, dedak/bekatul
50-100 kg, stater/bahan pengurai 0,2-0,5 liter, tetes tebu/gula 1-2 kg dan air
300 - 500 liter (secukupnya)
2. Persiapan tempat
Sebaiknya dibuatkan lobang dengan
ukuran 2 x 2,5 dengan kedalaman 40-60 cm, usahakan tempatnya tidak terbuka atau
kena sinar matahari langsung, seperti di bawah pohon sebaiknya dibuatkan
naungan/gubuk untuk mengindari sinar matahari langsung dan hujan.
3. Cara Pebuatan
Supaya proses pengomposan lebih cepat
hijaun/daun-daunan, jerami dipotong-potong kurang lebih 5-10 cm. tetes
tebu/gula dan stater pengurai dilarutkan dengan air dalam ember/bak plastik
diaduk sampai merata, potongan-potongan hijauan/jerami dicampur dengan pupuk
kandang, dedak, sekam, serbuk gergaji dan limbah pertanian lainnya secara
merata, siramkan larutan secara perlahan-lahan kedalam adonan secara merata
sampai kandungan air adonan mencapai 50%, bila adonan dikepal dengan tangan air
tidak keluar dari adonan, bila kepalan dibuka maka adonan akan megar, sewaktu pengadukan
dan penyiraman langsung dimasukan kedalam lobang yang sudah disiapkan, usahakan
tumpukan bahan yang sudah diaduk tingginya tidak melebihi 60 cm dari permukaan
tanah, tutup dengan terpal/plastik agar tidak terjadi penguapan, bisa juga
ditutup dengan lumpur seluruh permukaan, tancapkan bilah bambu sekitar 10-15 cm
agar udara luar masuk, sehingga proses pengomposan/fermentasi berjalan lebih
cepat
4. Pemeriksaan/Pengamatan
Setelah
2-3 hari tumpukan diperiksa, dengan cara membuat lubang, kemudian dimasukan
tangan, apabila didalam tumpukan dirasa suhunya cukup tinggi maka dapat
dipastikan proses pengomposan sedang terjadi, kalau didalam tumpukan sehunya
rendah, berarti tidak terjadi proses pengomposan, untuk itu perlu diulangi
penyiraman dengan larutan tetes tebu/gula dan stater/pengurai, 2 atau 3 hari
sekali tumpukan disiram, sesuai dengan keadaan/kelembaban, untuk tumpukan yang
memakai tutup terpal/plastik, setelah 6-7 hari perlu dilakukan pengadukan dan
disiram seperlunya agar terjadi sirkulasi udara, dengan demikian diharapkan
mikroba akan berkembang dan proses pengomposan lebih cepat, setelah 20-30 hari
dilakukan pemeriksaan kembali dengan cara memasukan tangan kedalam tumpukan,
apabilia temperatur didalam tumpukan suhunya menjadi turun, maka pengomposan
sudah jadi dan siap panen, Apabila tercium bau yang kurang enak dari dalam
tumpukan menandakan proses pengomposan tidak sempurna dan perlu diulangi
kembali. Cara memeriksa lain yaitu dengan menusuk-nusuk tumpukan dengan
kayu/bambu, apabila tusukan lancar/tidak menyakut, maka pengomposan berhasil
dan siap dipakai.
Semoga Bermanfaat Dan Salam Hangat Bagi Sobat Blogger
Posted By Febri Irawanto
0 komentar:
Posting Komentar