SubmitYahoo HENTI JANTUNG DAN KEMATIAN JANTUNG MENDADAK ~ Febri Irawanto - ilmu kita

Google Plus

Senin, 12 Desember 2011

HENTI JANTUNG DAN KEMATIAN JANTUNG MENDADAK


MODUL : HENTI JANTUNG DAN KEMATIAN JANTUNG MENDADAK

Oleh : Rani Wahyoe Prasanti

DEFINISI :

Kematian Jantung Mendadak : adalah suatu kematian alami sebagai akibat langsung dari henti jantung yang ditandai dengan hilangnya kesadaran secara mendadak dalam 1 jam sejak munculnya gejala akut, pada orang yang mungkin memiliki penyakit jantung tetapi saat dan cara kematiannya tidak diperkirakan sebelumnya.

ETIOLOGI, FAKTOR PENCETUS DAN EPIDEMIOLOGI KLINIS :
- Penyebab tersering adalah kelainan jantung.                                                                      - Insidensi terbanyak kematian jantung mendadak adalah pada neonatus sampai umur 6      
  bulan (sindroma kematian bayi mendadak), meningkat pada usia di atas 30 tahun,
  mencapai puncak pada usia 45-75 tahun. Bertambahnya usia dalam kurun usia di atas
  merupakan faktor risiko yang berarti.
- Faktor herediter memegang peranan dalam faktor risiko, biasanya berupa predisposisi    
  herediter untuk terjadinya penyakit jantung koroner.
  Beberapa bentuk yang spesifik : sindroma pemanjangan QT interval kongenital,
  displasia ventrikel kanan, sindroma RBBB dan non-ischemic ST-segment elevations
  (Sindroma Brugada).

Kategori mayor yang menjadi predisposisi untuk terjadinya kematian jantung mendadak adalah :
Kelainan struktural :
I. Penyakit Jantung Koroner
    A. Kelainan Arteri Koroner
1.       Lesi aterosklerotik kronis
2.     Lesi akut/aktif (fisura plak, agregasi platelet, trombosis akut)
3.     Anomali anatomi arteri koroner
    B. Infark miokardial
1.       Infark lama
2.     Infark akut
II. Hipertrofi Miokardial
A.    Sekunder
B.     Kardiomiopati hipertrofi
1.       Obstruktif
2.     Non Obstruktif
III. Kardiomiopati Dilatasi
IV. Kelainan Inflamasi dan Infiltratif
A.    Miokarditis
B.     Penyakit inflamasi non infeksi
C.     Penyakit Infitratif
   V. Penyakit Katup Jantung
  VI. Abnormalitas Elektrofisiologi struktural
A.    Anomali konduksi pada sindroma Wolff-Parkinson-White
B.     Penyakit sistem Konduksi
C.     Struktur  chanel membran (contoh: congenital long QT syndrome)

Kelainan Fungsional:
I. Gangguan Aliran Darah Koroner
     A. Transient ischemia
B.     Reperfusi setelah iskemia
II. Keadaan Curah Jantung yang rendah
A.    Gagal jantung
1.       Kronik
2.     Dekompensasi akut
B.     Syok
III. Abnormalitas metabolisme sistemik
A.    Ketidakseimbangan elektrolit (contoh : Hipokalemia)
B.     Hipoksemia, asidosis
 IV. Gangguan Neurofisiologis
A.    Fluktuasi Otonom: sentral, neural, humoral
B.     Fungsi reseptor
   V. Respons toksik
A.    Efek obat proaritmia
B.     Toksin jantung (contoh: kokain,intoksikasi digitalis)
C.     Interaksi obat

KARAKTERISTIK KLINIS HENTI JANTUNG :
Gejala prodormal kematian jantung mendadak : tidak spesifik, berupa peningkatan serangan angina, sesak, palpitasi, kelemahan badan dan keluhan-keluhan non spesifik lainnya dalam beberapa hari, minggu ataupun bulan.
Onset dari keadaan terminal yang berkembang menjadi henti jantung didefinisikan sebagai perubahan akut dari status kardiovaskuler yang berubah menjadi henti jantung dalam 1 jam. Jika onset mendadak  kemungkinan penyebab berasal dari jantung adalah 95 %.
Henti jantung biasanya berlanjut menjadi kematian dalam beberapa menit jika tidak dilakukan intervensi aktif yang adekuat.
Keberhasilan resusitasi berhubungan dengan:
-         interval waktu saat onset sampai resusitasi,
-         setting tempat kejadian,
-         mekanisme (VF,VT, pulseless electrical activity, asystole)
-          status klinis pasien sebelum henti jantung.
Hasil terbaik pada VT, kemudian VF. Asystole dan pulseless electrical activity mempunyai prognosa terburuk.
Pada keadaan Infark miokard harus dibedakan antara henti jantung primer dan sekunder. Henti jantung primer : tidak ditemukan instabilitas hemodinamik.
Henti jantung sekunder :  terjdi pada penderita dengan hemodinamik abnormal sebelum terjadinya henti jantung.

Identifikasi penderita yang berisiko untuk terjadinya kematian jantung mendadak :
Faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit jantung koroner :
-         usia
-         tekanan darah tinggi
-         hipertrofi ventrikel kiri
-         perokok
-         hiperkolesterolemia
-         obesitas
-         abnormalitas EKG non spesifik

PENATALAKSANAAN :
1.       Pertolongan pertama dan bantuan hidup dasar :
- dapat dilakukan oleh dokter, perawat, paramedis dan awam terlatih
-         observasi gerakan nafas, warna kulit dan pulsasi arteri karotis atau femoralis, untuk
       mengetahui keadaan yang mengancam jiwa.
-         Jika didapatkan stridor, menandakan adanya sumbatan jalan nafas. Lakukan Heimlich maneuver untuk membebaskan jalan nafas dari benda asing, atau sisa makanan.
-         Ekstensikan kepala, angkat dagu untuk mengekplorasi orofaring bersihkan dari sisa makanan atau benda asing
-         Lakukan precordial thump
-         Kemudian lakukan resusitasi jantung-paru.

2.     Bantuan hidup lanjutan :
Bertujuan untuk memberikan ventilasi adekuat, mengontrol aritmia jantung,  stabilisasi tekanan darah dan curah jantung, dan memperbaiki perfusi organ.
Tindakan yang dilakukan termasuk :
a.      intubasi endotrakheal
b.     defibrilasi/kardioversi dan atau pacu jantung
c.      pemasangan iv line



3.  Perawatan pasca resusitasi :
     Fase ini ditentukan oleh clinical setting dari henti jantung.










Algoritma VF atau hipotensif VT :





Defibrilasi sampai 3x untuk VF/VT yg menetap
200 J,200-300 J, 360 J

  gagal

Lanjutkan RJP, intubasi, akses vena

  Gagal

Epinefrin, 1 mg iv bolus, ulangi tiap 3-5 menit

   gagal

Defibrilasi 360 J dlam 30-60 detik

  Gagal

Epi, á dosis         antiaritmia         NaHCO3 1 mEq/kg (áK+)

        Lidokain : 1-5 mg/kg,                                                       Prokainamid : 30 mg/menit,
        ulangi dlm 3-5 menit                                                              sampai 17 mg/kg

        Amiodaron : 150 mg selama 10 menit                                           Magnesium sulfat :1-2 gr iv
                      1 mg/ menit                                                                 (polimorfic VT)

       Bretilium : 5 mg/kg; 10 mg/kg
       dalam5 menit


Defibrilasi 360 J : drug- shock- drug- shock












Algoritma Bradikardia / asistol atau Pulseless electrical activity :



Lanjutkan RJP, intubasi, akses vena

                   Konfirmasi asistol                                        Nilai blood flow
(utk asistol &bradiaritmia)                                  (utk pulseless electrical activity)


Identifikasi & terapi penyebab

Hipoksia                                             Hipovolemia          Emboli paru
Hiper/hipokalemia                                      Hipoksia           Overdosis obat
Asidosis berat                                  Tamponade        Hiperkalemia
Overdosis obat                                 Pneumothorax              Asidosis berat
Hipotermia                                       Hipotermia        IMA masif

Epinefrin          ---        Atropin     ---     NaHCO3
1 mg iv (ulangi)            1 mg iv (ulangi)       1 mEq/kg iv

Pacing—eksternal atau pacing wire

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Blog Pinger Free